Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian, Sejarah dan Ruang Lingkup Retorika Dakwah


Perlu diketahui bahwa setiap bentuk-bentuk komunikasi adalah sebuah drama. oleh sebab itu, seorang pembicara hendaknya membuat jamaah merasa tertarik terhadap pembicara.sedangkan menurut Walter fisher bahwasanya setiap komunikasi adalah sebuah cerita.karenanya,jika seseorang mampu bercerita sesungguhnya maka ia mampu berceramah dan untuk menjadi mubaligh.sebagaimana dalam berdakwah itu sendiri dibutuhkan retorika – retorika yang dapat membuat dakwah seseorang lebih mengena,efisiensi dan efektif.terutama dalam mensosialisasikan ajaran-ajaran islam. maka rekorika jika harus dikuasai oleh seseorang yang hendak berdakwah. 

A. Pengertian retorika dakwah.


  • Retorika berasal dari Bahasa yunani “RHETOR”atau Bahasa inggris “ORATOR”yang berarti mengajari kemahiran dalam berbicara di hadapan umum.I Gusti Ngurah Oka,memberikan definisi sebagai berikut “ilmu yang mengajarkan tidak dan usaha yang untuk dalam persiapan, kerja sama,serta kedamaian di masyarakat.Dengan demikian termasuk dalam cangkupan pengertian retorik. Retorika adalah seni berbicara kemahiran dan kelancaran berbicara,kemampuan memproduksi gagasan,kemampuan mensosialisasikan sehingga mampu mempengaruhi audience.Dari cangkupan pengertian diatas ,maka ada dua hal yang perlu ditarik kesimpulan ,yaitu kemahiran seni dan ilmu.[1]

Dalam Webster's World College Dictionary disebutkan bahwa retorika adalah "the art of speaking or writing with correctness, clearness and strength", yakni seni berpidato atau mengarang dengan benar, teliti, jelas, dan kuat. Reto -ika juga diartikan sebagai kesenian untuk berbicara baik, yang dicapai berdasarkan bakat alam (talenta) dan keterampilan teknis (arts, techne). Seni dan kepandaian berbicara dibutuhkan dalam banyak medan kehidupan manusia dalam hubungannya dengan lain. Mulai dari seorang pengacara, jaksa, hakim, pedagang sampai kepada tukang jahit, semuanya membutuhkan retorika. 

Dewasa ini retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara baik, yang dipergunakan dalam proses komunikasi antar manusia. Kesenian berbicara ini bukan hanya berarti lancar tanpa jalan pikiran yang jelas dan tanpa isi, suatu kemampuan untuk berbicara dan berpidato jelas, padat dan mengesankan. 

Retorika modern adalah gabungan yang serasi antara pengetahuan, pikiran, kesanggupan berbicara. Dalam bahasa percakapan populer, retorika berarti: pada tempat yang tepat, yang tepat, atas cara yang lebih efektif, mengucapkan yang tepat, benar dan mengesankan. 

Pengertian dakwah adalah suatu pengertian berdasarkan al-Qur’an dan hadits.adapun firman Allah yang mengandung pengertian dakwah islam diantaranya,AL-Baqoroh :119-120,AL-Ahzab:45-48,AL-Baqoroh:213,An-Nahl:37.Beberapa ayat tersebut menjelaskan tentang bahwasanya dakwah adalah pemberian informasi (berita),menyampaikan informasi,menyeru,mengajak dan memberikan peringatan.secara umum,pengertian,menurut istilah adalah dakwah yaitu memberikan dan menyampaikan informasi islam secara benar,menyeru dan mengajak kembali pada jalan yang benar serta memberi peringatan pada manusia untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar,dalam rangka mencapai tujuan hidup bahagia dunia dan akhirat .dengan demikian pengertian retorika dakwah ialah seni dalam menyampaikan islam secara benar.[2]


B. Ruang lingkup Retorika dakwah. 

Ruang lingkup retorika dakwah mencangkup dua obyek yaitu: 
  1. Obyek material yaitu manusia yang berbicara sendiri. 
  2. Obyek formal yaitu seni berbicara itu sendiri,yang disitu dilihat dari individunya. 
Dengan demikian tujuan retorika islam adalah untuk mencapai kebenaran islam sesuai dengan al-Qur’an dan hadist.hal ini berbeda dengan .hal ini berbeda dengan tujuan retorika non islam,yang hanya bertitik tolak pada tercapainya cita-cita terlepas apakah itu baik atau buruk. 

Secara garis benar retorika dakwah ada enam: 
  1. Monologika dakwah ,yaitu orang berbicara secara mono(sendiri)sedangkan audienc hanya sebagai pendengar setia.hal ini berbentuk pidato,kuthbah resmi. 
  2. Dialogika dakwah adalah berbicara yang dilakukan dua orang atau lebih yang saling merenspon hal ini berbentuk,diskusi,seminar,tanya jawab dll. 
  3. Teknik dakwah dalam monologika dan dialogika.
  4. Sesuai dengan kemampuan.
  5. Disampaikan dengan kata-kata yang lembut.
  6. Ditak saling menjatuhkan.
  7. Diutarakan dengan kata-kata yang fasih.

C. Sejarah perkembangan retorika 

Retorika atau dalam bahasa Inggaris rethoric bersumber dari perkataan rhetorica yang berarti ilmu bicara.Perkembangan retorika terjadi sudah lama sekali, seiring lamanya perjalanan kehidupan manusia ketika itu retorika mengalami masa kejayaanya pada masa Yunani dan Roma. 

barikut ini diuraikan perkembangan ilmu retorika sejak zaman Yunani kuno sampai pada perkembangan retorika di Indonesia.[3]

1. Zaman Yunani Kuno 

Unsur-unsur ilmu retorika sudah berkembang di Yunani,sebelum buku ditulis oleh Korax dan Teisios diterbitkan sejak abad samapai ke-5 samapi ke-7 sebelum masehi,sudah ada ahli-ahli pidato terkenal Yunani kuna seperti Solon (640-650), Paistratos (527-600) dan Thenustokles (460-525). 

Seorang politikus dan negarawan yang juga menjadi seorang ahli pidato yang terkenal dalam zaman ini adalah Perikles (942-500). Para pengagumnya mengatakan bahwa dewi-dewi seni bicara yang memiliki daya tarik memukau bertahta di atas lidahnya. Periklis sebagai seorang ahli pidato tidak akan dilupakan oleh bangsa Yunani, berkat sebuah pidato yang diucapkannya bagi para pahlawan di kota Athena, yang kemudian diterbitkan oleh ahli sejarah Thukydides sekitar akhir abad ke-5 sebelum masehi, muncul lagi beberapa ahli pidato yang sangat dikagumi seperti Alkibiades Theramenes dan Kritios. 

Pada mulanya para ahli pidato di Yunani hanya berbicara di dalam ruangan pengadilan tetapi sesudah memperhatikan bahwa kepandaian berbicara berguna untuk memimpin negara maka orang mulai menyusunnya dan disebut retorika, sehingga mudah dipelajari. Usaha ini dijalankan pertama-tama di daerah koloni Yunani di Sisila, dimana kekuasaan mulai punah dan dimana kebebasan berbicara mulai dijunjung tinggi. Usaha yang sama dikembangkan di kota Athena dan seluruh kerajaan Yunani. 

Sejak abad ke-5 mulai didirikan sekolah-sekolah retorika di dalam wilayah-wilayah yang berkebudayaan helensitis, dengan itu retorika menjadi salah satu bidang ilmu yang diajarkan kepada generasi muda yang dipersiapkan untuk memimpin negara. Retorika dalam abad-abad ini menjadi menjadi salah satu bidang ilmu yang menyaingi filsafat. Beberapa ahli pidato pada masa Gorgias dari Leontinoi (380-485),Protagoras dari Abdera (410-480) dan Thrasyimachus dari Kalsedon (200-300), Selain itu muncul juga ahli-ahlia pidato lain yang terkenal seperti Socrates (399-470). Menurut Socrates yang juga ahli filsafat, retorika adalah seni untuk membawakan dan menyampaikan pengetahuan yang sudah ada secara meyakinkan. 

2. Zaman Romawi Kuno 

Setelah Yunani dikusai Romawi terjadilah perbauran kebudayaan antar kedua bangsa banyak Romawi mempelajari retorika bangsa Yunani, karena begitu besarnya minat orang mempelajari retorika maka ahli pidato Yunani menjadi berpengaruh. Hal ini mencemaskan golongan konservatif, maka dibawah pemerintahan konsulat Fannius dan Masella dilakukan pengusiran terhadap ahli filsafat dan retorika yang berkebangsaan Yunani.[4]

Namun akhirnya pemerintah Romawi kembali memanggil ahli tersebut ke Roma, sejak saat itu didirikanlah sekolah-sekolah retorika, dan orang-orang Yunani menjadi gurunya. Sejak saat itu retorika berkembang pesat di Romawi. dengan pesatnya perkembangan ilmu retorika di Romawi tersebut maka lahirnya ahli-ahli retorika berkebangsaan Romawi mereka antara lain Cato Senior (149-234) Marcul Tulius Cicero (44-106) yang menulis tentang teori pidato, Tiberius, Caius Graechus, M Antonius, Q Hortensius Hortulus Cato Yunior.dan ada juga Lulius Caisar dengan menulis 12 buku sebagai pengantar ilu retorika. Ilmu retorika Romawi berakhir kejaanya seiring dengan runtuhnya kekaisaran Romawi. 

3. Abad Pertengahan 

Retorika abad pertengahan sering disebut abad kegelapan bagi retorika, karena ketika agama Kristen berkuasa, retorika dianggap sebagai kesenian jahiliah. Orang kristen tersebut melarang mempelajari ilmu retorika yang dirumuskan oleh orang Yunani dan Romawi para penyembah berhala.Bila ia memeluk agama kristen secara otomatis ia akan memiliki kemampuan untuk menyampaikan kebenaran. 

Satu abad kemudian di timur muncul peradaban baru yaitu seorang nabi ia seorang pembicara yang fasih dengan kata-kata singkat yang mengandung makna padat yaitu Nabi Muhammad SAW, perkataanya menyebabkan pendengarnya berguncang hatinya dan berlinang air matanya. Ada seorang ulama yang mengumpulkan khusus pidatonya dan menamaianya dengan Madinat al-Balaghah. Balaghah menjadi disiplin ilmu yang menduduki status yang mulia dalam peradaban islam. [Kaum muslimin menggunakan balaghah sebagai pengganti retorika, tetapi retorika Yunani yang dicampakkan di Eropa abad pertengahan, dikaji dengan tekun oleh para ahli balaghah sayangnya sangat kurang sekali studi berkenaan dengan konstribusi balaghah pada retorika modern. Retorika modern pertama kali yang mengantarkan adalah Renaissance menghubungkan Renaissance dengan retorika modern adalah Roger Bacon. 

Retorika pada zaman ini mempunyai beberapa aliran yang dimana aliran aliran-aliran itu sebagai berikut aliran epistemologis, aliran ini lebih menekankan pada proses psikologis, epistemologi membahas “teori pengetahuan” asal usul, sifat, metode, dan batas-batas pengetahuan manusia. Para pemikir epistemologi berusaha mengkaji retorika klasik dalam sorotan perkembangan psikologi kognitif (yang membahas proses mental), para pemikir aliran ini antara lain. George Campbell (1719-1796), menurutnya retorika harus diarah kepada upaya mencerahkan pemahaman, menyenangkan perasaan dan mempengaruhi kemuman. 

Richad Whately menurutnya retorika berorientasi kepada khalayak. Aliran elokusionis justru menekankan teknik penyampaian pidato,aliran ini mendapat kritikan karena perhatian dan kesetiaan yang berlebihan pada teknik pada abad keduapuluh retorika mengambil manfaat dari perkembangan ilmu pengetahuan modern khususnya ilmu-ilmu perilaku seperti psikologi dan sosiologi. 

4. Zaman Moderen 

Abad Pertengahan berlangsung selama seribu tahun (400-1400). Di Eropa, Selama periode panjang itu, warisan perdaban Yunani diabaikan .Aliran pertama retorika modern berkembang yang lebih menekankan proses psikologis, dikenal sebagai aliran epistemologis. Epistemologis membahas “teori pengetahuan “. asal-usul, metode dan batas-batas pengetahuan manusia. Para pemikir epistemologis berusaha mengkaji retorika klasik dalam sorotan perkembangan psikologi kognitif (membahas proses mental)  yang berbeberapa tokoh yang berkaitan dengan retorika modern yaitu : 

George Campbell (1719-1796), dalam bukunya The philophy of Rhetoric dalam menelaah tulisan Aristoteles, Cicero dan Quantilianus dengan pedekatan psiklogis fakultas (bukan fakultas psikologi) Psikologi fakultas berusaha menjelaskan sebab-musabab perilaku manusia pada empat fakultas atau kemampuan jiwa manusia : pemahaman ,memori , imajinasi , perasan ,dan kemauan jiwa manusia pemahaman ,memori, imjinasi,perasaan dan kemauan, dan mempengaruhi kemauan. Rhichard Whately mengembangkan retorika yang dirintis Campbell. Ia mendasarkan teori retorika juga pada psikologi fakultas. Hanya saja ia menekankan argumentasi yang tepat dan mengorganisasikannya secara baik. Whately maupun Campbell menekankan pentingnya menelaah proses berpikir khalayak .karena itu, retorika yang berorientasi pada khalayak berhutang budi pada kaum epistemologis aliran pertama retorika modern. 

Aliran retorika modern kedua dikenal sebagai gerakan belles letter (bahasa prancis : tulisan yang indah). Retorika belletrist sangat mengutamakan keindahan bahasa ,segi-segi etis pesan ,kadang-kadang dengan mengabaikan segi informatif nya.Hugh Balir (1718-1800) menulis Lectures on Rhetoric and Belles. Disini ia menjelaskan hubungan antara retorika ,sastra dan kritik. Ia memperkenalkan fakultas citra rasa . cita rasa kata Blair mencapai kesempurnaan ketika kenikmatan indrawi dipadukan dengan rasio 

Jadi perkembangan retorika dari zaman yunani kuno,romawi sampai modern hingga perkembangan retorika era modern hingga era globalisasi sekarang, retorika berkaitan yaitu mencakup ingatan yang kuat , daya kreasi dan fantasi yang tinggi , teknik pengungkapan yang tepat atau seni bicara dengan daya pembuktian serta penilaian yang tepat . beretorika juga harus dapat dipertangung jawabkan disertai pemilihan kata dan nada bicara sesuai dengan tujuan,ruang waktu ,situasi dan siapa lawan bicara yan dihadapi. Titik tolak retorika adalah berbicara.berbicara berarti mengucapkan kata atau kalimat kepada seseorang atau sekelompok orang , untuk mencapai suatu tujuan tertentu (misalnya memberi informasi) .Bahasa pembicara ini muncul ketika manusia mengucapkan dan menyampaikan pikiran nya kepada manusia lain. Retorika modern adalah gabungan yang serasi antara pengetahuan ,pikiran ,kesenian dan kesanggupan berbicara . 

5. Perkembangan Retorika di Indonesia 

Informasi tentang perkembangan retorika di indonesia masa lampau sangat sedikit, sumber dan referensi yang lengkap susah ditemukan . hanya kegiatan bertutur dan upacara-upacara saat yang dapat dipahami. Yang merupakan warisan budaya , yaitu saat meminang, pernikahan kelahiran dan kematian. Setiap suku bangsa Indonesia memiliki adat tersendiri , cara berkomunikasi antar dua suku menggambarkan kemampuan berbicara Dari sinilah retorika klasik indonesia dimulai sejak abad ke-16 pada masa [5]penjajahan Belanda ,Indonesia sudah mempunyai beberapa Tokoh-tokoh retorika yang menjadi utusan pada permusyawaratan untuk bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama mengenai retorika . 

Perkembangan retorika saat ini bukan hanya sekedar alat atau sarana komunikasi agar sampai pada arah dan maksud tujuan ,namun ilmu yang dikembangkan oleh filsuf terkenal di masa yunani kuno telah menjadi tuntutan profesi syarat kepemimpinan dan bahkan menjadi sebuah profesi tunggal seperti jubir, moderator, pembawa acara dan sebagainya. 

[1] Bustami Narda. Seni Berkomunikasi. (padang: Debe Mustika, 2012) cet.2 h. 1 
[2] http://mempelajariretorika.blogspot.co.id/2015/05
[3] Jalaluddin, Op. Cit. h. 4 
[4] :http://asrifridamonika.blogspot.com/2012/12/sejarah-perkembangan-retorika-zaman_6366.html 
[5] http://mempelajariretorika.blogspot.co.id/2015/05

Post a Comment for "Pengertian, Sejarah dan Ruang Lingkup Retorika Dakwah"