Jelaslah sudah, Kenapa ada orang yang tidak suka film THE SANTRI
Film The Santri yang disiapkan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebagai hadiah pada Hari Santri Nasional 22 Oktober mendatang menuai kritik dari warganet. Bahkan, tagar #BoikotFilmTheSantri menjadi trending topik di media sosial.
Film merupakan sebuah gambaran untuk menceritakan sebuah kejadian. Bila hal ini terkait dengan sejarah, maka filmografi sejarah tak lantas mewakili gambaran detailnya, bamun bila terkait dengan kehidupan seseorang juga tak secara serta merta memvisualkan realita. Pun demikian dengan filmografi cerpen atau novel yang belum tentu mengakomodir semua kisah yang ada
Lagi lagi apa yang dibuat oleh Sutradara yang disebut “BELAGA Hollywood” menuai Pro Kontra. Ya siapa lagi kalau bukan Livi Zheng, entah kenapa dirinya sangat melekat dengan kata Kontroversi.
Sebagaiman ramai diberitakan sebelumnya, Livi Zheng saat ini sedang bekerjasama dengan PBNU dalam menggarap sebuah film yang menceritakan sesuatu tentang kultur budaya NU. The Santri yang baru kemarin muncul rilis trailernya menuai kritik dari beberapa kalangan.
Salah satunya adalah seorang yang menyebut dirinya dari Front Santri indonesia. Yang Tim Redaksi Energi Bangsa telurusi, Nama kelompok tersebut adalah anak organisasi dari Front Pembela Islam. Organisasi itu dideklarasikan di Kesultanan Maulana Yusuf Provinsi Banten pada tanggal tanggal 22 Oktober 2017.
Ormas yang baru ini sempat juga ditahun 2018 mendeklarasikan untuk mendukung Prabowo Subianto, tokoh FSI tersebut Hanif Alathas mengatakan bahwa film The Santri tidak mencerminkan akhlak dan tradisi santri yang sebenarnya.
Mereka memboikot karna dalam film tersebut banyak adegan yang tidak mencerminkan seorang Santri. Karna ada adegan dimana pemeran utama mereka berjalan berdua. lalu ada tumpeng yang dibawa ke gereja.
Secara umum, kritik dilancarkan karena Film The Santri dinilai tidak sesuai dengan tradisi pesantren.
Film yang mengangkat tema tentang pesantren sebenarnya bukan hal baru di jagat per-film-an tanah air. Sebelum The Santri, sebuah Film berjudul Film Pesantren & Rock n' Roll sudah lebih dahulu tayang. Bahkan sinetron yang ditayangkan di SCTV tayang perdana pada 14 Februari 2011 silam.
Perbandingan
Lagi lagi apa yang dibuat oleh Sutradara yang disebut “BELAGA Hollywood” menuai Pro Kontra. Ya siapa lagi kalau bukan Livi Zheng, entah kenapa dirinya sangat melekat dengan kata Kontroversi.
Sebagaiman ramai diberitakan sebelumnya, Livi Zheng saat ini sedang bekerjasama dengan PBNU dalam menggarap sebuah film yang menceritakan sesuatu tentang kultur budaya NU. The Santri yang baru kemarin muncul rilis trailernya menuai kritik dari beberapa kalangan.
Salah satunya adalah seorang yang menyebut dirinya dari Front Santri indonesia. Yang Tim Redaksi Energi Bangsa telurusi, Nama kelompok tersebut adalah anak organisasi dari Front Pembela Islam. Organisasi itu dideklarasikan di Kesultanan Maulana Yusuf Provinsi Banten pada tanggal tanggal 22 Oktober 2017.
Ormas yang baru ini sempat juga ditahun 2018 mendeklarasikan untuk mendukung Prabowo Subianto, tokoh FSI tersebut Hanif Alathas mengatakan bahwa film The Santri tidak mencerminkan akhlak dan tradisi santri yang sebenarnya.
Mereka memboikot karna dalam film tersebut banyak adegan yang tidak mencerminkan seorang Santri. Karna ada adegan dimana pemeran utama mereka berjalan berdua. lalu ada tumpeng yang dibawa ke gereja.
Film yang mengangkat tema tentang pesantren sebenarnya bukan hal baru di jagat per-film-an tanah air. Sebelum The Santri, sebuah Film berjudul Film Pesantren & Rock n' Roll sudah lebih dahulu tayang. Bahkan sinetron yang ditayangkan di SCTV tayang perdana pada 14 Februari 2011 silam.
Perbandingan
Jika dibandingkan dengan Film The Santri, Film Pesantren & Rock n' Roll tentu sangat tidak sesuai dengan tradisi pesantren di Indonesia meningat dalam film tersebut tidak lepas dari adegan percintaan: salah satu persoalan yang diangkat untuk mengkritik Film The Santri.
Mengapa Film The Santri dikritik dan anteng menyikapi Film Film Pesantren & Rock n' Roll?
Di sinilah titik permasalah mulai terang. Apapun yang diinisiasi oleh PBNU akan selalu menjadi isu yang seksi. NU adalah rumah besar yang memang selalu menjadi sorotan. Para pembenci NU tidak akan pernah tinggal diam dengan kebijakan-kebijakan dan langkah-langkah NU.
Sobat Prestasi Ini baru trailer lho man.. Bukan film seutuhnya, yang mungkin ada penjelasan mengapa melakukan hal demikian
Sama halnya anda melihat orang lawan jenis berduaan di taman, anda tidak akan mungkin tahu yang sebenarnya itu mereka sedang berpacaran, atau pengantin baru atau mungkin mengajak saudaranya yang datang dari luar kota? Normalnya, persepsi semacam itu akan muncul kalau anda melihatnya secara sekilas.
Untuk diketahui, trailer adalah sebuah scene film yang dipotong, bahkan bisa jadi dalam sebuah trailer yang menuai kritik, namun setelah tayang justru dikagumi, atau bahkan sebaliknya. Karna apa? Karna saat menonton film tidak sesuai ekspektasi yang ada seperti kilasan trailer atau Novel aslinya.
Well, would you know the film? Ini adalah sebuah film yang diperuntukkan sebagai tontonan. Meski mengandung unsur religi, belum tentu bisa menjadi sebuah tuntunan. Sama halnya anda melihat film superhero tanpa melihat Rate usia.
Gundala misalkan, film ini tidak cocok untuk anak di bawah umur karna mengandung unsur kekerasan. Akan tetapi ekspektasi orang pada umumya berharap film itu cocok untuk anak agar menumbuhkan semangat juang yang tinggi.
Pernahkah Sobat Energi menonton sebuah film yang diangkat dalam kisah nyata mempunyai kesamaan secara Total? Tidak ada, bahkan film Sukarno yang karya sutradara Hanung menuai kritikan karna mengabaikan fakta.
Contoh lain, Ayat Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih. Sebuah film yang diangkat dari sebuah novel yang mengisahkan mahasiswa Indonesia yang belajar di Universitas Al Azhar Kairo Mesir. Karya tersebut tentu akan terdapat hal yang tidak sesuai dengan kaidah islam, cerita novel. Bahkan, pembuat novel pun belum tentu menggambarkan detail nama dengan kondisi lokasi yang sama.
Apa sebab? Karena semua itu hanya cara penulis untuk mengemas supaya pembaca lebih mudah menikmati dan membuat penonton film tetap enjoy dalam menikmati, tentunya terdapat proses adaptasi agar sesuai dengan semua kalangan. Pada intinya, penulis atau pembuat film dalam ideologinya tetap memberikan pesan moral yang terselubung dalam karyanya.
Mengapa Film The Santri dikritik dan anteng menyikapi Film Film Pesantren & Rock n' Roll?
Di sinilah titik permasalah mulai terang. Apapun yang diinisiasi oleh PBNU akan selalu menjadi isu yang seksi. NU adalah rumah besar yang memang selalu menjadi sorotan. Para pembenci NU tidak akan pernah tinggal diam dengan kebijakan-kebijakan dan langkah-langkah NU.
Yang jelas yang memboikot atau yang tidak menyukai film the santri dengan berbagai alasan yang secara umum telah disebutkan diatas, itu hanyalah dari kelompok tertentu Dalam kata lain mereka merupakan sekelompok pembenci PBNU khususnya KH. Agil shiroj.
Atau bisa disebut hanya untuk kepentingan politik saja.
Sama halnya anda melihat orang lawan jenis berduaan di taman, anda tidak akan mungkin tahu yang sebenarnya itu mereka sedang berpacaran, atau pengantin baru atau mungkin mengajak saudaranya yang datang dari luar kota? Normalnya, persepsi semacam itu akan muncul kalau anda melihatnya secara sekilas.
Untuk diketahui, trailer adalah sebuah scene film yang dipotong, bahkan bisa jadi dalam sebuah trailer yang menuai kritik, namun setelah tayang justru dikagumi, atau bahkan sebaliknya. Karna apa? Karna saat menonton film tidak sesuai ekspektasi yang ada seperti kilasan trailer atau Novel aslinya.
Well, would you know the film? Ini adalah sebuah film yang diperuntukkan sebagai tontonan. Meski mengandung unsur religi, belum tentu bisa menjadi sebuah tuntunan. Sama halnya anda melihat film superhero tanpa melihat Rate usia.
Gundala misalkan, film ini tidak cocok untuk anak di bawah umur karna mengandung unsur kekerasan. Akan tetapi ekspektasi orang pada umumya berharap film itu cocok untuk anak agar menumbuhkan semangat juang yang tinggi.
Pernahkah Sobat Energi menonton sebuah film yang diangkat dalam kisah nyata mempunyai kesamaan secara Total? Tidak ada, bahkan film Sukarno yang karya sutradara Hanung menuai kritikan karna mengabaikan fakta.
Contoh lain, Ayat Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih. Sebuah film yang diangkat dari sebuah novel yang mengisahkan mahasiswa Indonesia yang belajar di Universitas Al Azhar Kairo Mesir. Karya tersebut tentu akan terdapat hal yang tidak sesuai dengan kaidah islam, cerita novel. Bahkan, pembuat novel pun belum tentu menggambarkan detail nama dengan kondisi lokasi yang sama.
Apa sebab? Karena semua itu hanya cara penulis untuk mengemas supaya pembaca lebih mudah menikmati dan membuat penonton film tetap enjoy dalam menikmati, tentunya terdapat proses adaptasi agar sesuai dengan semua kalangan. Pada intinya, penulis atau pembuat film dalam ideologinya tetap memberikan pesan moral yang terselubung dalam karyanya.
Jadi sekali lagi, menilai itu boleh tetapi saking menghujat itu dilarang. Yang suka silahkan menonton dan tunggu saja tanggal tayangnya. Yang tidak suka ya tinggal diam saja.
Dan kami mewakili santri tidak merasa tercoreng atas film tersebut, terima kasih.
Post a Comment for "Jelaslah sudah, Kenapa ada orang yang tidak suka film THE SANTRI"
komentar di sini
Post a Comment