Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Karya Sayyid Sholih bin Ahmad Al-Idrus Malang Indonesia

  

Kitab I'lamul Baroroh tentang Mabadi' 'Asyrah Pada Setiap Fan Ilmu Karya Sayyid Sholih bin Ahmad Al-Idrus Malang Indonesia.

Jika membuka sebagian kitab ulama, kita akan menemukan sebuah pengantar untuk mengenalkan ilmu yang akan digeluti dalam kitab tersebut. Pengantar tersebut pada umumnya dijabarkan menjadi sepuluh poin. Sepuluh inilah yang oleh para ahli dan pakar disebut sebagai pengantar sebuah ilmu (muqaddimat al-Ilm) atau “Mabadi' Asyrah”

Salah seorang ulama terkemuka yang bernama Muhammad bin Ali ash-Shabban, yang kemudian dikenal dengan julukan; Abu al-‘Irfan al-Mishri, penyusun Syarh ‘ala Hasyiyah al-Asymuni dan Hasyiyah ‘ala Syarh al-Sa’d al-Tiftazani (wafat 1206 H), menyebutkan Mabadi ‘Asyrah itu dalam kumpulan syairnya, sebagai berikut:

إِنَّ مَبَادِي كُلِّ فَنٍّ عَشْرَة # الْحَدُّ وَالُمَوْضُوْعُ ثُمَّ الثَّمْرَة

وَفَضْلُهُ وَنِسْبَةُ وَالْوَاضِع # وَالاِسْمُ الاِسْتِمْدَادُ حُكْمُ الشَارِعِ

مَسَائِلُ وَالْبَعْضُ بِالبَعْضِ اكْتَفَى # وَمَنْ دَرَى الْجَمِيْعَ حاز الشَرَفَا

Sesungguhnya prinsip dasar dalam setiap disiplin ilmu itu ada sepuluh, yaitu: (1) batasan definitif, (2) ruang lingkup kajian, (3) manfaat kajian, (4) perbandingan dan hubungan dengan ilmu lain, (5) keistimewaan, (6) perintis, (7) sebutan resmi, (8) sumber pengambilan kajian, (9) hukum mempelajari, (10) pokok-pokok masalah yang dikaji, lalu sebagian dengan sebagian lain mencukupi, Siapa yang menguasai semuanya akan meraih kemuliaan.”

  Menurut Syekh Usamah Sayyid al-Azhari, salah seorang ulama al-Azhar, para pakar telah menyisipkan mukaddimah ilmu ini agar memudahkan para pelajar dalam mengetahui aneka permasalahan yang ada dalam kitab tersebut. Sebab jika jika seorang tidak mengetahui akan faidah terhadap ilmu yang dipelajarinya, dan ternyata kitab tersebut tidak sesuai dan cocok terhadapnya, kelak ia akan meremehkan dan menampik kitab tersebut, atau bahkan mencemohkannya.

Maka dari itu Syekh Musthafa Ridha mencatat ada dua manfaat dalam mengetahui mukaddimah ilmu atau Mabadi Asyrah. Pertama, seorang pelajar dapat memberikan gambaran umum akan suatu ilmu apabila ia mengetahui definisi ilmu tersebut secara spesifik. Karena lewat definisi, seseorang dapat mengetahui tema pembahasan sekaligus faidah mempelajarinya walaupun dalam pandangan umum atau global. Dan kita pun tau bahwa suatu ilmu akan lebih akurat penjelasannya jika telah mengetahui apa tema yang akan dibahas di dalamnya. Ibarat peta tujuan yang disiapkan oleh orang yang ingin menempuh perjalanan jauh.

Kedua, mukaddimah ilmu dapat membantu para pelajar untuk melengkapi pembahasan yang ada dalam suatu ilmu. Sederhananya seperti ini, jika pembahasan dalam sebuah ilmu hanya sepuluh pembahasan, maka dengan mengetahui definisi ilmu tersebut akan lebih memudahkan pelajar dalam menuntaskan ilmu yang sedang dipelajarinya pembahasan demi pembahasan.

Nahwu misalnya. Jika kita mengetahui bahwa yang akan dibahas di dalamnya tidak keluar dari keadaan harakat pada akhir kalimat, yakni kalimat-kalimat yang dibaca dhammah, kasrah ataupun fathah, maka dengan mengetahui definisi nahwu itu sendiri seorang pelajar akan lebih terbantu dalam memahami pembahasan yang akan digelutinya dalam kitab tersebut.

Dari sinilah kenapa banyak para guru-guru di al-Azhar yang menekankan dalam majlisnya akan pentingnya ‘Mabadi Asyrah’ atau mukaddimah ilmu, sebab ini merupakan hal urgen bagi para pelajar. Karena dalam perjalanannya menuntut ilmu mereka tidak boleh salah tujuan. Maka dari itu penting kiranya seorang pelajar untuk mengetahui Mabadi Asyrah sebelum memasuki suatu disiplin ilmu. Wallahu a’lam.

Kalian bisa mendownloadnya disini

Post a Comment for "Karya Sayyid Sholih bin Ahmad Al-Idrus Malang Indonesia "