Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hukum Kentut dari Vagina


Kentut yang pada umumnya keluar dari dubur, ternyata Kentut juga bisa keluar dari vagina yang disebut queef. Kondisi ini terjadi ketika ada udara yang terperangkap di dalam rongga vagina. Pada saat tertentu, udara ini bisa keluar dari vagina dan membuat suara seperti kentut.

Bedanya queef tidak menimbulkan bau. Salah satu pengakuan dari perempuan mengatakan apa yang dialaminya juga sebagian teman-temanya; queef ini sering terjadi setelah pipis, serta tidak bisanya ditahan seperti halnya kentut pada umumnya. Pertanyaannya apakah queef membatalkan wudlu seperti halnya kentut? 

Ternya permasalahan queef sudah dibahas oleh para ulama dan diperselisihkan mengenai apakah hal ini membatalkan wudlu atau tidak. Berikut perselisihan tersebut, 

وَاخْتَلَفُوا فِي الرِّيحِ الْخَارِجَةِ مِنَ الذَّكَرِ أَوْ قُبُل الْمَرْأَةِ: فَقَال الْحَنَفِيَّةُ فِي الأْصَحِّ وَالْمَالِكِيَّةُ وَهُوَ رِوَايَةٌ عِنْدَ الْحَنَابِلَةِ: لاَ تُعْتَبَرُ حَدَثًا، وَلاَ يُنْتَقَضُ بِهَا الْوُضُوءُ، لأِنَّهَا اخْتِلاَجٌ وَلَيْسَ فِي الْحَقِيقَةِ رِيحًا مُنْبَعِثَةً عَنْ مَحَل النَّجَاسَةِ، وَهَذَا فِي غَيْرِ الْمُفْضَاةِ، فَإِنْ كَانَتْ مِنَ الْمُفْضَاةِ فَصَرَّحَ الْحَنَفِيَّةُ أَنَّهُ يُنْدَبُ لَهَا الْوُضُوءُ، وَقِيل: يَجِبُ، وَقِيل: لَوْ مُنْتِنَةً، لأِنَّ نَتَنَهَا دَلِيل خُرُوجِهَا مِنَ الدُّبُرِ. وَقَال الشَّافِعِيَّةُ وَهُوَ رِوَايَةٌ أُخْرَى عِنْدَ الْحَنَابِلَةِ: إِنَّ الْخَارِجَةَ مِنَ الذَّكَرِ أَوْ قُبُل الْمَرْأَةِ حَدَثٌ يُوجِبُ الْوُضُوءَ ، لِقَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ وُضُوءَ إِلاَّ مِنْ صَوْتٍ أَوْ رِيحٍ 

“Dan para Fuqaha berbeda pendapat dalam masalah angin yang keluar dari zakar atau kemaluan perempuan: Maka Madzhab Al-Hanafiyyah dalam pendapat mereka yang paling Shahih, dan Madzhab Al-Malikiyyah, dan satu riwayat Madzhab Al-Hanabilah, bahwa: queef tersebut tidak dianggap sebagai Hadats dan membatalkan wudlu, karena queef adalah sebuah pergerakan/getaran yang pada hakikatnya bukan angin yang timbul dari tempat najis. Pendapat ini (berlaku) pada selain Al- Mufdlot ( yaitu wanita yang saluran kencing dan saluran tinjanya menyatu atau bercampur menjadi satu). Adapun bila queef dari Al-Mufdlot Maka Al-Hanafiyyah menyatakan disunahkan baginya untuk wudlu. Dan ada yang mengatakan wajib berwudlu. Dan ada yang mengatakan wajib wudlu seandainya anginnya berbau busuk, karena bau busuk menunjukkan bahwa anginnya keluar dari dubur. 

Madzhab Asy-Syafi'iyyah berkata, juga merupakan satu riwayat Al-Hanabilah: “Sesungguhnya segala yang keluar dari zakar atau kemaluan perempuan adalah Hadats yang mewajibkan wudlu, karena sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam : “Tidak wajib berwudhu kecuali jika mendengar suara atau mencium bau.” . (Wizarah al-Auqaf wa as-Syuun al-Islamiyah Kuwait, al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, [Mesir: Dar as-Shafwah], juz 17, halaman 112). 

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa queef membatalkan wudlu menurut Madzhab Syafi'i dan salah satu riwayat dari Madzhab Hambali karna melihat keumuman hadits “Tidak wajib berwudhu kecuali jika mendengar suara atau mencium bau.” 

Sedangkan menurut Mazhab Hanafi, Maliki dan satu riwayat dari Madzhab Hambali mengatakan queef tidak membatalkan wudlu, karna bukan berasal dari tempat najis seperti kentut dari dubur, melainkan sebuah pergerakan/getaran Mis v yang kemudian menimbulkan suara.

Secara spesifik Madzhab Malikiyah dalam masalah perkara yang membatalkan wudlu mengecualikan perkara yang tidak biasa (ghoiru al-mu'tadi) yang keluar dari dubur atua qubul. Sehingga queef tidaklah membatalkan wudlu sebab dianggap bukan perkara yang biasa.

واستثنى المالكية الخارج غير المعتاد من المخرج في حالة الصحة، كالدم والقيح والحصى والدود، والريح أو الغائط من القبل، والبول من الدبر

"Madzhab Malikiyah mengecualilan perkara yang tidak biasa keluar dalam keadaan sehat seperti darah, nanah, kerikil, belaung, angin, ta-i dari qubul dan kencing dari dubur."

(Wahbah Zuhaili, Fiqhu al-Islam Wa Adilatuh,[Dymsik: Dar Fikr] jus 1, halaman 419.)

Note:

أَمَّا حُكْمُ الْمَسْأَلَةِ فَالْخَارِجُ مِنْ قُبُلِ الرَّجُلِ أَوْ الْمَرْأَةِ أَوْ دُبُرِهِمَا يَنْقُضُ الْوُضُوءَ سَوَاءٌ كَانَ غَائِطًا أَوْ بَوْلًا أَوْ رِيحًا أَوْ دُودًا أَوْ قَيْحًا أَو دَمًا أَوْ حَصَاةً أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ وَلَا فَرْقَ فِي ذَلِكَ بَيْنَ النَّادِرِ وَالْمُعْتَادِ وَلَا فَرْقَ فِي خُرُوجِ الرِّيحِ بَيْنَ قُبُلِ الْمَرْأَةِ وَالرَّجُلِ وَدُبُرِهِمَا نَصَّ عَلَيْهِ الشَّافِعِيُّ رَحِمَهُ اللَّهُ فِي الْأُمِّ وَاتَّفَقَ عَلَيْهِ الْأَصْحَابُ قَالَ أَصْحَابُنَا وَيُتَصَوَّرُ خُرُوجُ الرِّيحِ مِنْ قُبُلِ الرَّجُلِ إذَا كَانَ آدَرَ وَهُوَ عَظِيمُ الْخُصْيَيْنِ وَكُلُّ هَذَا مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ فِي مَذْهَبِنَا

[النووي، المجموع شرح المهذب، ٤/٢]

وَاخْتَلَفُوا فِي الرِّيحِ الْخَارِجَةِ مِنَ الذَّكَرِ أَوْ قُبُل الْمَرْأَةِ:فَقَال الْحَنَفِيَّةُ فِي الأَْصَحِّ وَالْمَالِكِيَّةُ وَهُوَ رِوَايَةٌ عِنْدَ الْحَنَابِلَةِ: لاَ تُعْتَبَرُ حَدَثًا، وَلاَ يُنْتَقَضُ بِهَا الْوُضُوءُ، لأَِنَّهَا اخْتِلاَجٌ وَلَيْسَ فِي الْحَقِيقَةِ رِيحًا مُنْبَعِثَةً عَنْ مَحَل النَّجَاسَةِ، وَهَذَا فِي غَيْرِ الْمُفْضَاةِ، فَإِنْ كَانَتْ مِنَ الْمُفْضَاةِ فَصَرَّحَ الْحَنَفِيَّةُ أَنَّهُ يُنْدَبُ لَهَا الْوُضُوءُ، وَقِيل: يَجِبُ، وَقِيل: لَوْ مُنْتِنَةً، لأَِنَّ نَتَنَهَا دَلِيل خُرُوجِهَا مِنَ الدُّبُرِ.وَقَال الشَّافِعِيَّةُ وَهُوَ رِوَايَةٌ أُخْرَى عِنْدَ الْحَنَابِلَةِ: إِنَّ الْخَارِجَةَ مِنَ الذَّكَرِ أَوْ قُبُل الْمَرْأَةِ

حَدَثٌ يُوجِبُ الْوُضُوءَ ، لِقَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ وُضُوءَ إِلاَّ مِنْ صَوْتٍ أَوْ رِيحٍ 

[مجموعة من المؤلفين، الموسوعة الفقهية الكويتية، ١١٢/١٧]

M. Hanif Rahman 

Post a Comment for "Hukum Kentut dari Vagina "