Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pola dan Sasaran Serta Dualisme Sistem Pendidikan Islam

Dengan memperhatikan berbagai macam sebab kelemahan dan kemunduran umat Islam sebagaimana nampak pada masa sebelumnya dan dengan memperhatikan sebab-sebab kemajuan dan kekuatan yang dialami oleh bangsa Eropa, maka ada tiga pemikiran pembaharuan Islam diantaranya:

Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi kepada pola pendidikan modern di Eropa 

Pola pendidikan modern di Barat pada dasarnya berpandangan bahwa sumber kekuatan dan kesejahteraan hidup yang dialami oleh Barat adalah sebagai hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dimana semua itu merupakan pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang di dunia Islam. Atas dasar demikian, maka untuk mengembalikan kekuatan dan kejayaan umat Islam, sumber kekuatan dan kesejahteraan tersebut harus dikuasai kembali. 

Dan penguasaan ini harus dicapai melalui proses pendidikan yang meniru pola pendidikan yang dikembangkan oleh dunia Barat, sebagaimana dulu dunia Barat pernah meniru dan mengembangkan sistem pendidikan dunia Islam. Dalam hal ini, usaha pembaharuan pendidikan Islam adalah dengan jalan mendirikan sekolah-sekolah dengan sekolah Barat baik sistem maupun isi pendidikannya. 

Pembaharuan pendidikan dengan pola Barat ini, mulanya timbul di Turki Utsmani pada akhir abad ke-11 H/ 17 setelah mengalami kalah perang dengan berbagai negara Eropa timur, yang merupakan benih bagi timbulnya usaha sekularisasi Turki dan membentuk Turki modern. Tokoh pelopor pembaharuan pendidikan di Turki ini adalah Sultan Mahmud II (yang memerintah di Turki Utsmani 1807-1809 M). Pola pembaharuan pendidikan yang berorientasi ke Barat ini, juga nampak dalam usaha Muhammad Ali Pasha di Mesir yang berkuasa tahun 1805-1848 M.

Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada sumber ajaran Islam yang murni. 

Pola ini berpandangan bahwa sesungguhnya Islam sendiri merupakan sumber bagi kemajuan dan perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan modern. Dimana Islam sendiri sudah penuh dengan ajaran-ajaran yang pada hakikatnya mengandung potensi untuk membawa kemajuan dan kesejahteraan serta kekuatan umat Islam. 

Menurut pola ini, diantara sebab-sebab kelemahan umat Islam adalah karena mereka tidak lagi melaksanakan ajaran Islam secara semestinya. Ajaran-ajaran Islam yang menjadi sumber kemajuan dan kekuatan ditinggalkan dan menerima ajaran-ajaran Islam yang tidak murni lagi. Pola pembaharuan ini dirintis oleh Muhammad bin Abdul Wahab, kemudian dicanangkan kembali oleh Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh (akhir abad 19 M).

Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada nasionalisme. 

Rasa nasionalisme timbul bersamaan dengan berkembangnya pola kehidupan modern dan mulai dari Barat. Bangsa-bangsa Barat mengalami kemajuan rasa nasionalisme yang kemudian keadaan tersebut mendorong pada umumnya bangsa-bangsa Timur untuk mengembangkan nasionalisme masing-masing. 

Umat Islam mendapati kenyataan bahwa mereka terdiri dari berbagi bangsa yang berbeda latar belakang dan sejarah perkembangan kebudayaannya. Mereka pun hidup bersama dengan orang-orang yang beragama lain tapi sebangsa. Inilah yang mendorong perkembangan rasa nasionalisme di dunia Islam. 

Ide pembaharuan yang berorientasi pada nasionalisme ini bersesuaian dengan ajaran Islam karena adanya keyakinan dikalangan pemikir-pemikir pembaharuan dikalangan umat Islam, bahwa pada hakikatnya ajaran Islam bisa diterapkan dan disesuaikan dengan segala zaman. 

Golongan nasionalis ini berusaha untuk memperbaiki kehidupan umat Islam dengan memperhatikan situasi dan kondisi obyektif umat Islam yang bersangkutan. Dan ide nasionalisme inilah yang pada perkembangan berikutnya mendorong timbulnya usaha-usaha untuk merebut kemerdekaan dan mendirikan pemerintahan sendiri dikalangan bangsa-bangsa umat Islam.

Tokoh dan Sasaran Pembaharuan Pendidikan Islam

Tokoh pembaharuan pendidikan Islam bercorak modernis. Sejalan dengan pembaharuan pendidikan Islam penuh dilakukan pada 3 wilayah kerajaan besar yaitu kerajaan Usmani, Mesir, India. 

1. Wilayah Turki 

Pembaharuan pendidikan di dunia Islam dimulai di kerajaan Turki Usmani. Faktor yang melatar belakangi gerakan pembaharuan bermula dari kekalahan-kekalahan kerajaan Usmani dalam peperangan dengan Eropa. Adapun tokoh yang mencoba melakukan upaya tersebut ialah : 
  • Sultan Ahmad III. Adanya kekalahan yang dialami kerajaan Turki Usmani menyebabkan Sultan Ahmad III prihatin dan melakukan intropeksi, dengan melakukan pengiriman duta ke Eropa untuk mengamati perkembangan barat. Dengan mendirikan sekolah teknik militer, mendirikan percetakan untuk mempermudah Access buku pengetahuan. Upaya ini dilakukan sampai beliau wafat dan kemudian digantikan oleh Sultan Mahmud II. 
  • Sultan Mahmud II. Sultan Mahmud II merupakan kelanjutan dari Sultan Ahmad III. Pembaharuan yang dilakukan dengan memperbaiki system pendidikan madrasah dengan memasukkan ilmu pengetahuan umum. Kemudian mendirikan model disekolah barat. 
2. Wilayah Mesir 

Tokoh yang melakukan upaya pembaharuan khususnya pendidikan adalah Muhammad Ali Pasya dan Muhammad Abduh 
  • M. Ali Pasya. Ia mendirikan kementrian pendidikan dan lembaga pendidikan, membuka sekolah teknik , kedokteran, pertambangan, mengirim siswa untuk belajar ke negeri barat. Gerakan pembaharuan memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi barat kepada umat Islam. 
  • M. Abduh. Melakukan pembaharuan pendidikan di Al-Azhar dengan memasukkan ilmu modern. Mendirikan komite perbaikan administrasi Al-Azhar tahun 1895, melaksanakan pembaharuan administratif yang bermanfaat. 
3. Wilayah India. 

Pembaharuan pendidikan Islam di India bertujuan menghilangkan diskriminasi pendidikan Islam tradisionalis dengan pendidikan sekuler. Adapun yang menjadi tokoh pembaharuan di India. 

Sayyid Akhmad Khan (1817 – 1898 M). Ia berpendapat bahwa peningkatan kedudukan umat Islam di India dapat diwujudkan dengan bekerjasama dengan Inggris. Kemudian mendirikan lembaga pendidikan, sekolah Inggris mudarabbah 1864. kemudian mendirikan pula Scientific Society, mendirikan lembaga pendidikan yang didalamnya ilmu pengetahuan umum. Itulah beberapa orang tokoh pembaharuan yang banyak mengadopsi tata cara dan pengetahuan yang datang dari barat.[1]

Dualisme Sistem Pendidikan Islam 

Sebagai akibat dari usaha-usaha pembaharuan pendidikan Islam yang dilaksanakan dalam rangka untuk mengejar kekurangan dan ketinggalan dari dunia Barat dalam segala aspek kehidupan, maka terdapat kecenderungan adanya dualisme dalam sistem pendidikan dunia Islam. Pola pembaharuan pendidikan yang sebagaimana telah diuraikan, membentuk suatu sistem atau pola pendidikan modern yang mengambil pola sistem pendidikan Barat dengan penyesuaian-penyesuaian dengan Islam dan kepentingan nasional, serta di lain pihak tetap mempertahankan sistem pendidikan tradisional yang telah ada dikalangan umat Islam. 

Sistem pendidikan modern pada umumnya dilaksanakan oleh pemerintah yang pada mulanya adalah dalam rangka memenuhi tenaga ahli untuk kepentingan pemerintah. Sedangkan sistem pendidikan tradisional yang telah ada dikalangan masyarakat pada umumnya tetap mempertahankan kurikulum tradisional yang hanya memberikan pendidikan dan pengajaran keagamaan. Dualisme sistem dan pola pendidikan inilah yang selanjutnya mewarnai pendidikan Islam di semua negara dan masyarakat Islam di zaman modern. 

Dengan adanya dualisme sistem pendidikan Islam ini diharapkan sistem pendidikan tradisional akan berkembang secara berangsur-angsur mengarah ke sistem pendidikan modern. Dan inilah yang dikehendaki oleh para pembaharu pendidikan Islam yang berorientasi pada ajaran Islam yang murni.[2]

Dari kesimpulan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa pembaharuan pendidikan Islam akan memberi pengertian bagi kita, sebagai suatu upaya melakukan proses perunahan kurikulum, cara, metodologi, situasi dan pendidikan Islam dari yang tradisional (ortodox) kearah yang lebih rasional, dan professional sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat itu. 

Secara garis besar ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya proses pembaharuan pendidikan Islam.yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Pembaharuan pendidikan Islam di mulai pada kerajaan Turki Utsmani. Dimana pembaharuan pendidikan Islam ini terjadi bermula dari kekalahan-kekalahan Utsmani dalam peperangannya dengan Eropa. 

Dengan memperhatikan berbagai macam sebab kelemahan dan kemunduran umat Islam sebagaimana nampak pada masa sebelumnya dan dengan memperhatikan sebab-sebab kemajuan dan kekuatan yang dialami oleh bangsa-bangsa Eropa, maka ada tiga pola pemikiran pembaharuan pendidikan Islam, diantaranya: 

1. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi kepada pola pendidikan modern di Eropa. 
2. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada sumber ajaran Islam yang murni. 
3. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada nasionalisme. 

Tokoh dan sasaran pembaharuan pendidikan islam di lakukan pada tiga wilayah kerajaan besar yaitu wilayah turki dengan tokoh sultan Ahmad II dan sultan Mahmud II, kemudian wilayah mesir tokohnya M ali pahsa dan Muhammad abduh yang terakhir wilayah india dengan tokoh sayyid ahmad khan. 

[1] Asraha Hanun, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: logos Cet. 1. 1999. 
[2] Ibid, hlm. 124

Post a Comment for "Pola dan Sasaran Serta Dualisme Sistem Pendidikan Islam"